Jumat, 02 Juni 2017

Orang Tua Mesti Berperan


Sayyiduna Umar bin Khattab suatu kali pernah bercerita: "Ketika Hafshah binti Umar mulai menjanda setelah kematian suaminya Khunais bin Huzafah, saya langsung mendatangi Usman bin Affan seraya menawarkan anak saya padanya". Usman berkata: "Saya akan melihat kondisi saya dulu (memikirkannya)".

Beberapa hari kemudian, Umar kembali bertemu dengan Usman dan ia langsung menjawab lamarannya, dengan menegaskan: "Saya tidak akan menikah lagi". Kemudian Umar mendatangi Abu Bakar RA seraya berkata: "Abu Bakar, jika engkau bersedia, saya akan menikahkan engkau dengan anak saya Hafshah".

Anehnya, Abu bakar diam dan tak menanggapi sepatah kata pun. Seolah-olah ia enggan menerima lamaran tersebut. Umar pun kecewa dengan tanggapan dua orang sahabatnya ini, terlebih lagi dengan tanggapan yang di berikan oleh Abu Bakar. Kemudian saking kecewanya, ia mengadukan masalahnya kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم.

Yang perlu kita perhatikan dari cerita ini adalah betapa tingginya perhatian dan peranan Sayyidina Umar RA terhadap jodoh anaknya. Padahal saat itu Sayyidah Hafshah telah menjadi janda dan tidak perlu lagi dicarikan pasangan disebabkan kemampuan dan pengetahuan yang ia miliki.

Jika seandainya anaknya masih gadis (belum pernah menikah) tentu perhatiannya akan semakin tinggi lagi, bukan?

Pada zaman sekarang, banyak diantara remaja baik laki-laki atau perempuan yang kehilangan perhatian ini. Perhatian orang tua dalam masalah jodoh. Kebanyakan orang tua membiarkan anak-anaknya kebingungan mencari jodohnya sendiri. Sehingga tak jarang ada yang tersesat dalam pencarian. Ada juga yang berhasil namun hasilnya sangat tidak memuaskan.

Benar, ada yang berhasil mendapatkan sang pendamping, tapi ia mendapatkan pendamping yang sangat buruk seperti pengedar narkoba, pemabuk, penjudi dan lain sebagainya. Yang lebih memprihatinkan lagi, bahkan ada yang tersalah melakukan hal yang jelas dilarang agama demi membuktikan "cinta" kepada idola hati.

Tidak  hanya ABG dan para gadis, para pemuda juga menerima hal yang sama. Berapa banyak para pemuda yang masih membujang, hidupnya penuh huru-hara tak bermanfaat dan jauh dari perencanaan masa depan, lantaran acuhnya orang tua terhadap mereka. Akibatnya, banyak yang memilih jalannya sendiri tanpa peduli apakah itu bertentangan dengan norma agama ataupun norma adat.

Jadi untuk setiap orang tua yang kurang perhatian, marilah peduli dan ikut serta dalam menentukan jodoh sang anak. Karena tugas orang tua tidak hanya mendidik, menyekolahkan dan membesarkan saja. Namun lebih jauh lagi, di saat sang anak telah dewasa pun orang tua semestinya turut berperan dalam pencarian jodohya, supaya sang anak tidak memilih sesuatu yang salah.

Teruntuk pemuda-pemudi, sangat dianjurkan untuk selalu curhat dan sharing dengan orang tua dalam permasalahan ini agar dapat menentukan pilihannya dengan tepat.
Ingatlah, Masalah jodoh bukanlah masalah yang sepele. Dan untuk melahirkan generasi Bangsa dan Ummat yang baik tentu diawali dari memilih jodoh yang baik. Dan ingatlah, bahwa sebagian besar masa depan kita di dunia akhirat ditentukan oleh siapa JODOH kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar