Sabtu, 14 April 2018

Jika Ied dan Jum'at Berjodoh

1. Pendapat  yang mengatakan tidak wajibnya sholat Jumat bagi yang telah sholat Ied adalah satu pendapat yang katanya bersumber dari Imam Ahmad. Pendapat itu pun dianggap syaz ( aneh /asing) karena menyalahi pendapat Jumhur ulama. Kemungkinan ini disebabkan sebagaimana diketahui penulisan Mazhab Hambali tidak melalui perhatian dari sang Imam secara lansung.

2. Meskipun Syekh Albani menshohihkan hadis di atas namun setelah diteliti ulang dalam sanad hadis itu ada yang bernama Isroil bin Yunus. Ulama jarh-watta'dil mengatakan beliau ini  lemah ( dhoif ). Sebagaimana dikatakan imam Ibnul Madini dan ibu Hazam.

Juga ada Iyaas bin Abi Ramlah yang menurut imam Ibnul Munzir dan imam Ibnu Al qotton bahwa mereka majhul ( tidak diketahui orangnya). Hal senada juga  disebutkan Amiril mukminin Ibnu Hajar dan Imam Az-zahabi dalam bukunya.

3. Ala kulli hal, untuk menentukan sebuah hukum tidak cukup dengan membaca atau mengetahui terjemah satu hadis saja. Apalagi jika hadis tersebut dikeragui ulama kesohihannya. Makanya disinilah perlunya mengikuti pendapat ulama yang kompeten yang telah banyak menganalisa hadis secara detail.

4. Imam Syafi'i dalam Al umm menyatakan: "orang yang telah sholat Ied dan jauh dari mesjid diberi pilihan untuk datang sholat Jumat. Mereka boleh memilih untuk Menunggu, atau pulang kerumah kemudian kembali lagi atau Jika tak kembali juga tidak ada dosa insya Allah. Akan tetapi ini tidak berlaku bagi orang yang mudah atau dekat dengan masjid kecuali jika memang ada uzur".

Ingat ya, jauh dari masjid itu standarnya begini, "jika ia berangkat Jumat setelah pulang sholat Ied maka ia akan sampai di mesjid setelah sholat Jumat selesai dilaksanakan".
Kondisi jauh seperti inilah yang membolehkan untuk tidak sholat Jumat dan diganti dengan sholat zhuhur.

Zaman sekarang dengan majunya teknologi apakah masih ada yang kondisinya seperti ini?

5. Dalam Mazhab imam Abu Hanifah disebutkan: " jika dua hari raya bertemu dalam satu hari, yang satunya sunnah dan yang satu wajib maka tidak boleh ditinggalkan salah satunya". Ya sebagai bukti semangat pengabdian kepada Allah SWT.

6. Ini senada dengan apa yang disebutkan dalam muwattok imam Malik dan shohih Bukhori dari Abi Ubaid. Ia berkata: saya pernah sholat Ied bersama Usman bin Affan, setelah sholat dan dalam khotbahnya ia berkata: hari ini bertemu dua hari raya bagi kalian, siapa yang dari ahli 'aliah ( arab Badui ) ingin menunggu sholat Jumat maka tunggulah, dan siapa yang ingin pulang juga tidak masalah.

Ahli 'aliah disini adalah mereka yang tinggal beberapa mil dari kota Madinah.

Perlu digarisbawahi bahwa khalifah Usman hanya memberi pilihan untuk ahli Badui yang tinggal jauh dari luar kota.

6. Dalam Mazhab zdohiriyyah disebutkan bahwa Jumat itu fardhu ain, Ied sunnah. Sesuatu yang sunnah tidak bisa menggugurkan yang wajib.

Jadi apapun kondisinya sholat Jumat pada Ied adha besok tetap harus dilaksanakan.

Wallahu a'lam.

Diringkas bebas dari buku Maqolaat Alkaustari Karya syaikh Muhammad Zahid Al Kautsari rahimahullah.
Ulama yang hidup di dua zaman.

Hikmah ke 3

الحكمة الثالثة:
سوابق الهمم لا تخرق أسوار الأقدار

Kuatnya himmah ( keinginan ) tak akan mampu menghancurkan benteng Takdir.
___________________
الهمم هي العزائم التي يمتع الله بها الناس في مجال الإقبال على شؤونهم من(تجارة _صناعة_دراسة _)هذه الهمم مهما اشتدت وقويت في نفوس أصحابها فإنها لا تستطيع أن تخترق أسوار الأقدار .

Himmah atau himam adalah tekad atau cita-cita yang Allah berikan pada manusia supaya mereka beraksi terhadap urusannya. Baik berupa bisnis, produksi barang, belajar dll. Himmah ini berapapun kuat dan menggeloranya dalam jiwa seseorang ia tetap tidak akan mampu menghancurkan benteng takdir.

شبه ابن عطاء الله القدر الذي قدره الله في غيبه بسور محكم عال غليظ :يا ابن آدم اكدح كما تحب وابحث عن النتائج ومارس الأسباب ولكن فلتعلم أن الأسباب التي تتعامل معها مهما كانت ذات مضاء وفاعلية فيما يبدو لك تتحول إلى ظواهر ميتة إن هي عارضت قضاء الله وحكمه في سوابق غيبه.

Ibnu 'athoillah mengumpamakan Takdir yang telah Allah tetapkan di alam ghaibnya (sebelum manusia lahir) dengan benteng yang dilindungi dan sangat kuat. Hei anak adam berusahalah sesukamu, gapailah cita-cita itu, jalanilah proses. Tapi ingat bahwa proses yang kamu lakukan, bagaimanapun kerennya menurutmu akan berubah menjadi gerakan-gerakan yang mati jika ia bertentangan dengan takdir Allah yang telah ditetapkan-Nya.

من #كتاب #الحكم_العطائية لسيدي #الشهيد #البوطي رحمه الله تعالى

Salam Sesudah Salam

Baru saja imam selesai mengucapkan salam, makmum di samping lansung mengulurkan tangannya tanda ingin bersalaman. Kadang mereka juga rela menyalami dua sampai tiga orang di sampingnya tanpa peduli dengan orang pertama disampingnya terganggu atau tidak.

Dari perbuatan tersebut seolah-olah mereka mengatakan amalan yang paling afdhol dilakukan setelah salam adalah bersalaman. Hal seperti ini apakah perlu dicontoh dan dilestarikan?

Mari lanjutkan baca tulisan ini sampai kita bisa menemukan kesimpulannya.

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa para malaikat berkata pada hari kiamat kelak

يارب ما عبدناك حق عبادتك

Ya Robb kami tidak mampu menyembah-Mu secara sempurna

Padahal malaikat yang dimaksud adalah malaikat yang selama hidupnya hanya bersujud atau ruku' saja kepada Allah. mereka tak pernah mengangkat kepalanya dari tugasnya kecuali setelah hari kiamat.

Anehnya ketika mereka mengangkat kepalanya mereka masih saja merasa belum mampu menunaikan kewajiban ibadah secara sempurna. (Mustadrok hakim)

Jika malaikat saja mengaku seperti itu tentu manusia sebagai makhluk yang lemah harus menjadi terdedepan mengakui ketidak sempurnaannya. Ya benar, bahkan disaat melakukan sholat sekalipun.

Karena itulah hal pertama yang dianjurkan setelah salam adalah beristigfar. meminta ampun atas ketidak sempurnaan yang dilakukan. Mungkin karena hati yang yang tidak fokus, akal yang tak serius dan qolbu yang tak bisa khusu'.

Bahkan ulama menganjurkan setelah salam untuk tidak merubah posisi duduk terlebih dahulu sampai selesai melaksanakan zikir. Minimal sampai selesai mengucapkan "laailaaha illalahu wahdahu laa syarikalah, lahul mulku walahul hamdu wa hua 'ala kulli syain Qodir" sebagaimana yang pernah disebutkan syekh Salim.

Jadi, untuk bersalaman tidak perlu tergesa-gesa. Baiknya dilakukan setelah membaca zdikir dan do'a.